BUKAN hal yang mustahil menjadi pengusaha di usia muda. Semua impian tersebut bisa terwujud asalkan memiliki niat dan ketekunan.
Tinggal bisa atau tidak menyesuaikan waktu untuk menjalankan usahanya dengan jadwal belajar. Jangan malah menghabiskan waktu tanpa memperhatikan kewajibanya untuk belajar.
Seperti yang dilakukan sekelompok anak SMK N 1 Tanjungpinang dalam komunitas Wirausaha. Berjumlah 59 siswa siswi ini bisa jadi contoh yang baik untuk siswa lainnya. Kemandiriannya membentuk karakter anak yang berani dalam membidik peluang. Karena tak semua peluang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anak di usia remaja.
Mereka terkadang masih menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya. Namun apa yang dilakukan oleh remaja kelompok wirausaha SMK N 1 Tanjungpinang ini pantas untuk diapresiasi.
Bagaimana tidak, penghasilan mereka dalam menggeluti usahanya mengalahkan gaji orang dewasa pada umumnya.
Kelompok wirausaha anak ini membuka usaha yang beragam. Mulai online shop, jual makanan hingga jualan minyak rambut melalui online.
Omsetnya pun luar biasa. Tercatat ada 10 nama siswi dalam komunitas bimbingan pencetak wirausaha mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis. Dari angka belasan juta hingga ratusan juta rupiah.
Di antaranya Sri Rahayu yang bergerak di jualan online dan Adelwin yang berjualan makanan ringan khas Jepang di kompleks kuliner Rimba Jaya. Sri Rahayu mampu meraup omset Rp 314 juta dan Adelwin dengan omsetnya Rp 54 juta per tahun.
"Dalam kelas wirausaha ini saya mendapatkan omset Rp 25 juta hingga Rp 30 juta selama 6 bulan. Saya berjualan dengan membuka stand di Rimbajaya. Saya bisa melakukan ini karena selain didukung keluarga, guru saya juga memotivasi saya," kata Adelwin saat ditemui di sekolahnya beberapa hari lalu.
Ia sendiri telah melakukan usaha tersebut sejak satu tahun yang lalu. Saat ini, ia bersama rekan kelompok wirausaha di SMKN 1 Tanjungpinang terus mengembangkan kreasinya dalam menciptakan inovasi kreatifnya.
Adelwin juga berpesan pada para pemuda lainnya untuk tidak ragu memulai sebagai wirausaha.
Adelwin juga berpesan pada para pemuda lainnya untuk tidak ragu memulai sebagai wirausaha.
"Lebih semangat dan lebih giat dalam memunculkan ide kreatif. Kalau ada tantangan sulit jangan mudah menyerah," ungkapnya lagi.
Sri Rahayu merupakan anggota yang tertinggi omsetnya dibandingkan anggota lainnya. Ia telah merekap hasil penjualanya. Setidaknya dalam waktu satu tahun ini ia telah mendapatkan Rp 314 juta dengan omset rata-rata 30 juta per bulan.
"Alhamdulillah. Karena memang dari kecil saya diajari mandiri. Saya didukung orangtua dan abang saya. Awalnya saya hanya dikasih modal HP saja. Saya gunakan untuk berjualan dengan membuka akun di instagram saya," ujar Sri Rahayu. (*)
Raup Rupiah Lewat Media Sosial
MESKI masih berusia belia, namun lewat akun Yukz_Shopingstore, Sri Rahayu berhasil mengumpulkan pundi-pundi uang untuk kebutuhan keluarga dan pribadinya.
Setelah bergabung dengan komunitas kelompok wirausaha di SMK N 1 Tanjungpinang ini, kini ia bersama teman lainya menjadi lebih semangat.
"Kita bisa saling berbagi dan diskusi bersama di kelas usaha ini dibimbing oleh guru pendamping kelas wirausaha," kata Sri Rahayu ditemui di sekolahnya.
Ia mengaku dengan dibukanya kelompok wirausaha SMK N1 ini membuatnya lebih aktif dan saling berbagi inovasi. Baik inovasi pemasaran hingga ide kreatif untuk menarik perhatian para pembeli di jejaring media sosial.
Pencapaian wirausaha ini pun memberikan suntikan semangat untuk anggota lainya. Seperti halnya Adriansyah. Ia melalui akun Facebooknya mulai mencoba mencari peruntunganya berjualan minyak rambut.
"Kalau saya jualan minyak rambut. Lumayanlah omsetnya bisa buat uang jajan saja. Ya meski masih dikasih orangtua juga. Dapatlah sebulan Rp 1 juta dari hasil jualan lewat FB," ungkap Andriansyah. (*)
Cetak Wirausaha Muda dengan Aneka Produk
MARDIANA, selaku guru simulasi digital yang juga pembimbing kelas wirausaha menyebutkan tidak lagi kerepotan dalam mengarahkan kelas wirausaha. Anak-anak tersebut rata-rata telah berjalan sebelumnya secara mandiri.
"Saya sudah nggak lagi repot. Karena mereka sudah jalan sendiri. Kita tinggal berikan pengarahan saja," kata
Mardiana guru SMK N I yang juga pendamping kelompok Wirausaha beberapa hari lalu.
Beberapa siswa mengaku sudah sangat kreatif dalam melakukan kegiatan usahanya. Dikumpulkannya anak-anak ini setelah dari Dirjen sekolah kejuruan menjaring para siswa yang bergerak sebagai wirausaha muda.
Kini 59 anak itu pun telah mengembangkan cara mereka berbisnis. Kelompok ini pun menjadi komunitas ekonomi muda kreatif dengan menjadikan wadah konsultasi dan ajang sharing dalam mencetak wirausaha muda.
Sementara itu, Delisbeth Kepala Sekolah SMKN I Tanjungpinang mengaku hingga saat ini selain mengumpulkan anak-anak yang memiliki potensi wirausaha, kelas wirausaha ini juga telah menciptakan berbagai macam produk.
Di antaranya ada pengolahan sampah, produksi makanan, penjulan langsung, program dana pinjaman dan penjualan online.
"Produk yang kita hasilkan sudah ada hiasan dinding dan hiasan bunga dari limbah plastik. Kemudian produk makanan. Ada makanan khas Jepang Takoyaki. Kemudian pembuatan video dan gambar dari kegiatan foto studio," kata Delisbeth.
Selanjutnya juga ada karya dari anak-anak tersebut seperti karya lukisan, sketsa wajah dan tong sampah dengan lukisan. Selain itu juga ada souvenir dari Pen 3D. Setidaknya dari kelompok ini sudah 59 anak bergabung dengan berbagai macam usahanya.
"Ada online shop, makanan, minuman, jasa pengetikan dan print, permak pakaian, service komputer, jasa fotografi, desain grafis, video shooting dan editing, penjual pulsa dan toko kelontong," ungkapnya.
Saat ini memang pembentukan karakter anak SMK tidak hanya pada tujuan keahlian tertentu sesuai yang diprogramkan dalam kurikulum.
Melainkan juga mencetak anak untuk mandiri dengan berbagai macam kreasinya menciptakan produk usaha. Salah satunya dengan komunitas kelompok kelas wirausaha ini. (*)